Tiga hari lamanya tentara Belanda mengadakan serangan kejurusan timur (kota Sumenep) untuk mematahkan perlawanan para pejuang. Tentara Belanda mengarahkan semua kekuatannya dengan serangan udara selama dua hari tanpa henti-hentinya. Perjuangan para Pejuang yang melebar tanpa perhitungan yang matang tak mampu menahan terobosan para pasukan Belanda, walaupun segala upaya dilakukakn untuk membendung gerak maju tetapi tetap gagal. Akhirnya harus dilakukan gerak mundur sambil melawan seberapa mungkin dengan mengupayakan bantuan dari batalyon IV dari sektor Sumenep.
Pihak belanda juga melakukan strategi lain untuk menghadapi para pejuang di Sumenep, yakni dengan cara memberitakan di radio bahwa pasukan Belanda akan menyerang Sumenep dari empat arah pada saat yang ditentukan. antara lain dari daerah Paragaan, Kalianget, Ambunten, dan Dungkek. hal tersebut tak lain dilakukan untuk melemahkan kekuatan pertahanan para pejuang di Cen-lecen dan Guluk-guluk. kemudian pada waktu yang ditentukan ternyata tentara Belanda benar-benar melakukan serangan empat arah, maka untuk mempertahankan daerah terakhir di pulau Madura, kekuatan para pejuang di daerah Cen-lecen dan Guluk-guluk dikurangi untuk disebar ke empat daerah yang menjadi basis serangan terntara Belanda selanjutnya, sehingga pertahanan di Cen-lecen dan Guluk-guluk berkurang dan memudahkan para tentara Belanda yang ada di Pamekasan, Pakong dan Pagantenan yang sempat tertahan berbulan-bulan akhirnya melakukan serangan serentak mematahkan pertahanan pejuang RI yang ada di Cen-lecen dan Guluk-guluk. Penyerangan tersebut tak hanya dilakukakn dengan serangan melalu darat saja namun juga melalui udara.
Dengan demikian pada tanggal 12 Nopember 1947 Kota Sumenep dan Sekitarnya jatuh ketangan pemerintahan Belanda.
kepustakaan :
Sedjarah Madura Selajang Pandang, Drs. Abdurrachman, mei 1971, Perc the sun Sumenep
Sejarah Perjuangan Rakyat Sumenep 1945-1950, Tadjul Arifien, R, 2008
Sumber foto : www.geheugenvannederland.nl/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar