BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Racun adalah zat atau senyawa yang masuk ke dalam tubuh dengan berbagai
cara yang menghambat respons pada sistem biologis dan dapat menyebabkan
gangguan kesehatan, penyakit, bahkan kematian. Keracunan sering
dihubungkan dengan pangan atau bahan kimia. Pada kenyataannya bukan
hanya pangan atau bahan kimia saja yang dapat menyebabkan keracunan. Di
sekeliling kita ada racun alam yang terdapat pada beberapa tumbuhan dan
hewan. Salah satunya adalah gigitan ular berbisa yang sering terjadi di
daerah tropis dan subtropis. Mengingat masih sering terjadi keracunan
akibat gigitan ular maka untuk dapat menambah pengetahuan masyarakat
kami menyampaikan informasi mengenai bahaya dan pertolongan terhadap
gigitan ular berbisa. Selain kasus gigitan serangga dan binatang
berbisa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latarbelakang diatas, masalah yang akan dibahas pada makalah ini yaitu:
1. Apa yang dimaksud kegawatdaruratan pada gigitan serangga dan binatang berbisa?
2. Apa saja penyebab gigitan serangga dan binatang berbisa?
3. Bagaimana penatalaksanaan gigitan serangga dan binatang berbisa?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui konsep kegawatdaruratan gigitan serangga dan binatang berbisa
2. Untuk mengetahui penyebab gigitan serangga dan binatang berbisa
3. Untuk mengetahui penatalaksanaan gigitan serangga dan binatang berbisa
Disini kita bisa bersama-sama berbagi ilmu,dari ILMU KEPERAWATAN,PENDIDIKAN IPA,PEND.AGAMA ISLAM,MATEMATIKA,EKONOMI DLL.Blog ini juga menyediakan Berita seputar dunia politik dan juga menyediakan harga hp terbaru/ter-Update serta spesifikasinya dan bisa Download Aplikasi hp Sis & jar,DLL...
Selasa, 17 April 2012
DEPRESI PADA LANSIA
Undang-Undang No. 13 tahun 1998
tentang Kesejahteraan Lanjut Usia dikatakan bahwa yang dimaksud dengan
lanjut usia adalah seseorang yang berusia 60 tahun keatas. Di Indonesia
jumlah penduduk lanjut usia terus menerus meningkat. Pada tahun 1970
jumlah penduduk yang mencapai umur 60 tahun ke atas (lansia) berjumlah
sekitar 5,31 juta orang atau 4,48% dari total penduduk Indonesia. Pada
tahun 1990 jumlah tersebut meningkat hampir dua kali lipat yaitu menjadi
9,9 juta jiwa. Pada tahun 2020 jumlah lansia diperkirakan meningkat
sekitar tiga kali lipat dari jumlah lansia pada tahun 1990.
Meningkatnya jumlah lansia tersebut perlu memperoleh perhatian yang serius terutama untuk mengusahakan bagaimana agar lansia tetap mandiri dan berguna. Sementara itu kondisi lanjut usia mengalami berbagai penurunan atau kemunduran baik fungsi biologis maupun psikis. Penurunan fungsi biologis dan psikis ini mempengaruhi mobilitas dan juga kontak sosial. Menurunnya kontak sosial ini sering membawa lanjut usia kepada masalah depresi.
Depresi merupakan gangguan psikologis yang paling umum terjadi pada tahun-tahun terakhir kehidupan individu. Depresi pada lanjut usia ini muncul dalam bentuk keluhan fisik seperti ; insomnia, kehilangan nafsu makan, masalah pencernaan, dan sakit kepala. Depresi merupakan kondisi yang mudah membuat lanjut usia putus asa, kenyataan yang menyedihkan karena kehidupan kelihatan suram dan diliputi banyak tantangan. Lansia dengan depresi biasanya lebih menunjukkan keluhan fisik daripada keluhan emosi. Keluhan fisik sebagai akibat depresi kurang mudah untuk dikenali, yang sering menyebabkan keterlambatan dalam penanganannya. Keluhan fisik yang muncul sulit dibedakan apakah disebabkan faktor fisik atau psikis, sehingga depresi sering terlambat untuk dideteksi.
Meningkatnya jumlah lansia tersebut perlu memperoleh perhatian yang serius terutama untuk mengusahakan bagaimana agar lansia tetap mandiri dan berguna. Sementara itu kondisi lanjut usia mengalami berbagai penurunan atau kemunduran baik fungsi biologis maupun psikis. Penurunan fungsi biologis dan psikis ini mempengaruhi mobilitas dan juga kontak sosial. Menurunnya kontak sosial ini sering membawa lanjut usia kepada masalah depresi.
Depresi merupakan gangguan psikologis yang paling umum terjadi pada tahun-tahun terakhir kehidupan individu. Depresi pada lanjut usia ini muncul dalam bentuk keluhan fisik seperti ; insomnia, kehilangan nafsu makan, masalah pencernaan, dan sakit kepala. Depresi merupakan kondisi yang mudah membuat lanjut usia putus asa, kenyataan yang menyedihkan karena kehidupan kelihatan suram dan diliputi banyak tantangan. Lansia dengan depresi biasanya lebih menunjukkan keluhan fisik daripada keluhan emosi. Keluhan fisik sebagai akibat depresi kurang mudah untuk dikenali, yang sering menyebabkan keterlambatan dalam penanganannya. Keluhan fisik yang muncul sulit dibedakan apakah disebabkan faktor fisik atau psikis, sehingga depresi sering terlambat untuk dideteksi.
askep Tumor parotis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tumor
parotis adalah tumor yang menyerang kelenjar liur parotis. Dari tiap 5
tumor kelenjar liur, 4 terlokalisasi di glandula parotis, 1 berasal dari
kelenjar liur kecil atau submandibularis dan 30 % adalah maligna.
Disebutkan bahwa adanya perbedaan geografik dan suku bangsa: pada orang
Eskimo tumor ini lebih sering ditemukan, penyebabnya tidak diketahui.
Sinar yang mengionisasi diduga sebagai faktor etiologi.
Dalam
rongga mulut terdapat 3 kelenjar liur yang besar yaitu kelenjar
parotis, kelenjar submandibularis, dan kelenjar sub lingualis. Kelenjar
parotis merupakan kelenjar liur utama yang terbesar dan menempati
ruangan di depan prosesus mastoid dan liang telinga luar. Tumor ganas
parotis pada anak jarang didapat. Tumor paling sering pada anak adalah
karsinoma mukoepidermoid, biasanya jenis derajat rendah. Massa dalam
kelenjar liur dapat menjadi ganas seiring dengan bertambahnya usia.
Prevalensi tumor ganas yang biasanya terjadi pada orang dengan usia
lebih dari 40 tahun adalah 25 % tumor parotis, 50 % tumor submandibula,
dan satu setengah sampai dua pertiga dari seluruh tumor kelenjar liur
minor adalah ganas.
Langganan:
Postingan (Atom)